Rumah Dan Persahabatan

2009 dan 2014 (Lucky, Bana, Keke dan Saya sendiri)

Satu persatu sahabat akhirnya telah menemukan pasangannya. Semoga kelak mereka akan bersama sampai kakek nenek…


Ingin bercerita sedikit mengenai persahabatan, pasangan dan masa depan yang pernah saya dan teman dekat saya perbincangkan. Saya punya empat teman baik dari zaman kuliah dulu. Kita berempat akrab tanpa ada alasan, tiba-tiba saja akrab. Mereka yaitu Keke, Lucky, Bana dan saya sendiri. Padahal dulu sebelum kami akrab, Lucky dan Keke sempat saling benci satu sama lain cuma entah kenapa dari kebencian timbul benih benih sayang (halah…) dan akhirnya kita berempat menjadi sangat dekat. Kami akrab dari awal masuk kuliah, karena kami sejurusan dan seangkatan.

Style kami berempat berbeda-beda. Keke, dia dulu tinggal lama di luar negeri. Awal masuk kuliah emang agak susah ngomong pakai bahasa Indonesia dan sering keserimpet sama bahasa bule. Awalnya saya sendiri ngerasa “ini orang sok banget sih ngobrol pake bahasa bule melulu” tapi teryata memang begitulah kenyataannya, bukan dibuat-buat. Gayanya sangat-perempuan-modern-sekali. Terkadang galak dan keras (kita sering berantem waktu kuliah), tetapi dia yang sering pingsan, apalagi kalau lagi haid. Little Miss Drama Queen. Hahahaha… pokoknya dia drama banget. Tapi saya ingat slogannya dia dulu “Keke Merakyat” karena dulu anak-anak menyimpulkan dia seorang aristocrat tetapi dia mengklaim bahwa dirinya bersahaja. Hmmm… tapi memang benar sih, saya merasakan dia memang nggak neko-neko walaupun Ayahnya seorang wakil Indonesia di Negara lain.

Ada lagi Lucky. Ya, seperti namanya she’s the lucky no. 1 whose found her prince charming. Dia orang pertama yang menikah diantara kami berempat. Lucky ini pintar, tetapi saya sering bicara “orang pintar itu kelakuannya suka aneh-aneh” dan itu benar! Sahabat saya yang satu ini kelakuannya memang sangat aneh dan ajaib. Salah satu kelakuan anehnya yaitu waktu kuliah dulu, dia naik angkot menuju rumahnya. Saat angkot itu mendekati jalan ke arah rumahnya, ia ancang-ancang untuk memberhentikan si angkot ini dengan mengetok atap dalam angkot. Biasanya orang awam, setelah mengetok angkot disusul dengan teriakan “kiri, bang!” tetapi teman saya yang satu ini dengan muka datar dan tanpa dramatisir, ia berteriak “ASSALAMUALAIKUM!!!”, otomatis angkot tersontak berhenti mendadak. Semua mata melirik ke arah teman saya dan wajah Lucky masih tenang seperti tidak ada apa apa. Saat turun, ia baru tersadar kalau ia teriak “Assalamualaikum” bukan “kiri Bang!” dan ia baru tertawa ngakak dan malu saat membayar angkot. Satu lagi, waktu itu kami berempat sedang nonton teman saya manggung di Fakultas tetangga. Saat itu teman saya membawakan lagu The Beatles yang Hey Jude. Saat lagu-lagu terakhir didendangkan “naaaa… na na nanananaa…. Nanananaaa.. Heeey Juude..” Lucky dengan datar dan polosnya bertanya “ih kok Tomas dari tadi nyanyiin lagu keju?” . Saya dan kedua yang lain heran,  ternyata dia tidak mudeng kalau yang dinyanyikan teman saya itu judulnya Hey Jude dan dia dengarnya malahan KEJU. Dan banyaaaaakk lagi kelakuan-kelakuan ajaibnya yang lain (bisa-bisa di sini Cuma nulis tentang cerita keajaiban kelakuannya aja). Saat ini Lucky sedang hamil dan akan menjadi seorang Ibu, padahal diantara kami dialah yang paling muda, tetapi pemikirannya paling dewasa. Lebih-lebih jika dibandingkan dengan saya. Gaya pakaiannya sangat manis dan mempunyai aksen tersendiri. Jadi, setiap kita jalan ke mall melihat-lihat baju, kita sudah saling tahu “ini baju tipe Lucky banget!”. Biasanya ia memakai pakaian yang manis dengan warna-warna kalem tetapi cerah, kadang pattern pakaiannya bunga-bunga. Beda dengan Keke yang memilih warna pakaian atau berdandan lebih bold dan berani.

Satu lagi yaitu Bana. Bana si sporty girl. Segala macam olah raga sepertinya dikuasai oleh dia, terlebih lagi olah raga basket dan futsal. Saat kuliah, Bana adalah seorang atlet basket dan ikut dalam pertandingan LIBAMA alias Liga Basket Mahasiswa. Kecintaannya dengan basket tetap ia geluti sampai saat ini. Dulu, Bana termasuk yang timbul tenggelam. Kadang dia bareng sama kami, kadang dia jalan dengan kelompok temannya yang lain. Dia termasuk perempuan supel dan banyak teman. Pernah jadi PO (Project Officer) kegiatan ospek jurusan, tetapi karena Bana orangnya jarang marah, yaa jadinya yang bagian marah-marah dilimpahkan ke Keke. hahaha. Gayanya santai, cuek dan sepertinya jauh dari masalah.

Oke setelah diperkenalkan satu persatu sahabat saya yang punya nama geng (macam anak SMA) ah sudahlah tak usah dibeberkan terlebih dulu nama geng kita yang ababil banget (hahaha). Kami secara tidak sengaja membentuk sebuah nama. Sebenarnya kami tidak ada niatan sedikitpun untuk membuat kelompok, apalagi membentuk geng. Siapapun yang mau join jalan bareng silahkan saja, tetapi karena memang sudah terlalu akrab akhirnya ya terbentuklah ber empat. Nama geng yang akhirnya terbentuk secara tak sengaja adalah CAPURENPINTOEL (dan ini nama yang sangat menggelikan bahkan menjijikkan). Capurenpintoel itu nama satir, kepanjangan dari “Cantik Putih Keren dan Pinter TOEFL”. Tapi sungguh! Itu hanya satir belaka!!!  Awalnya, di kampus ada senior (yang emang oke banget) punya kelompok (salah satu anggotanya yang sekarang jadi presenter salah satu stasiun berita televisi) namanya Spicy. Namanya memang sesuai sih sama mereka yang cantik, putih, jutek dan eksis. Kami memuja mereka dan Keke mencetuskan “kita juga ga kalah oke dari mereka" (dan lagi-lagi kesombongan ini hanya satir semata) dan voila! Terbentuklah nama itu.
Sudah hampir tujuh tahun kita bersama. Dulu kami sering cabut kuliah bareng. Cabut kuliah pun nggak tanggung-tanggung, langsung ke luar kota. Kadang ke Bogor, kadang ke Puncak bahkan pernah sampai ke Bandung. Biasanya kami cabut saat kuliah umum, tetapi toh kami tidak bego-bego kok, dan masih bisa ngikutin perkuliahan.

Dulu, saya, Keke dan Lucky pernah berbincang mengenai pasangan hidup dan pernikahan yang mereka idamkan. Saya ingat betul, Keke dan Lucky pernah berkata “gw nggak mau nikah cepet. Palingan kalo mau nikah yaa usia 27 an ke atas lah. Mau ngejar karier dulu.”

Dan saya, sayalah yang membuat pernyataan ingin menikah muda, sekitar 24 atau 25 tahun untuk settle down tetapi bukan berarti pernikahan menghambat karir maupun obsesi saya meraih mimpi. Kenyataannya, mereka yang awalnya mengucap tidak-ingin-menikah-cepat pada akhirnya menikah lebih dahulu di usia yang terbilang usia dambaan saya untuk menikah. Sedangkan saya sendiri? Sampai saat ini pun masih mencari.
Selain itu, kami pernah berandai-andai mengenai pesta pernikahan kami impikan. Saya ingat, Keke pernah mendambakan menikah di salah satu gedung terbaik di bilangan Jakarta dan hal itu akhirnya terwujud juga. Saat kemarin saya menghadiri pesta pernikahannya, tiba-tiba saya teringat kembali ucapannya dan saya tersenyum. Akhirnya, apa yang ia inginkan terwujud juga. Dan saat ini, Tuhan memberikan karunia di dalam rahimnya.

Kadang, kita tidak tahu apa yang terjadi di waktu yang akan datang dan Tuhan selalu punya rencana yang tak disangka-sangka. Kadang apa yang kita inginkan akhirnya tercapai tetapi adapula yang tidak. Tetapi saya senang, dua diantara kami, Lucky dan Keke akhirnya menemukan “rumah” baru mereka. Dan saya mendoakan, mereka selalu bahagia dan membangun keluarga kecil yang mereka idamkan.


Kita ini bagaikan Bhinneka Tunggal Ika…

No comments