Perjuangan Perempuan Masih Panjang

Karena Perjuangan Perempuan Masih Panjang
Oleh : Reka Agni Maharani
[Tulisan ini dimuat dalam web One Billion Rising Indonesia]

Katanya, zaman sekarang era emansipasi perempuan. Katanya, perempuan sudah bisa menjadi apapun yang mereka inginkan. Katanya, perempuan masa kini adalah perempuan yang bisa memilih jalan kehidupannya sesuai keinginan sendiri. Namun bagaimana kenyataannya?


Kekerasan terhadap perempuan ternyata tidak berkurang dari dahulu sampai sekarang. Walaupun saat ini kita sudah banyak menemukan perempuan-perempuan yang sudah maju dan mencapai keinginan mereka dengan kekuatannya serta tidak jarang kita temukan perempuan-perempuan mandiri dan hebat, namun di sisi lain masih saja kita temui pelecehan seksual, kekerasan verbal maupun fisik serta intimidasi terhadap kaum hawa.

Tindak kekerasan terhadap perempuan tidak melihat apakah perempuan itu terlihat lemah maupun kuat. Setiap perempuan berpotensi sebagai korban kekerasan dan kebanyakan pelaku kekerasan terbesar adalah orang-orang terdekat si korban seperti pasangannya, orang tua, keluarga, teman dekat maupun teman sekantor. Bahkan seorang perempuan yang kuat dan mandiri pun bisa menjadi korban kekerasan maupun pelecehan.

Pelecehan memang kerap terjadi di tengah masyarakat, baik di dalam lingkungan internal maupun eksternal seperti di tempat umum bahkan dalam dunia maya. Pandangan-pandangan miring dan pendapat negatif mengenai emansipasi, kemandirian perempuan juga masih ada saja di sekitar kita.

Katanya feminis, tapi masih suka duduk di gerbong perempuan!

Katanya emansipasi tapi ngangkat barang aja masih minta bantuan laki-laki!

Katanya perempuan mandiri pulang malem aja masih minta ditemenin.

Kalimat-kalimat di atas adalah kalimat fakta yang pernah saya dengar maupun saya baca. 

Emansipasi menurut mereka dianggap standar ganda. Perempuan mandiri dianggap perempuan yang tidak perlu bantuan orang lain. Emansipasi, bukan berarti kita hidup tanpa sosialisasi maupun interaksi.

Tidak hanya itu saja, saya juga pernah menemukan fakta seorang perempuan mandiri menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh temannya sendiri.


Jadi, sekali lagi saya bisa menegaskan, setiap perempuan berpotensi sebagai korban baik mereka yang terlihat lemah maupun mandiri di mata orang lain sehingga untuk mendapatkan tubuh serta pemikiran bebas dan terbuka sebagai seorang perempuan merupakan perjuangan yang belum kelar.

Maka dari itu, saya, kamu, dia, mereka maupun kita sebagai perempuan masih harus terus berjuang melawan bentuk-bentuk kekerasan yang terjadi baik secara verbal, fisik maupun psikis. Perjuangan untuk bangkit dari tindakan maupun pemikiran-pemikiran negatif terhadap seorang puan, perjuangan untuk mencapai revolusi anti kekerasan.

Karena Perjuangan Perempuan Masih Panjang, Kawan!

No comments